Jumat, 16 November 2007

Cinta Tidak Harus Memiliki

Mungkin buat beberapa orang judul ini adalah kata yang paling dihindari dan terlalu sulit untuk bisa diterima. tapi buat aq, saat aq bisa melihat sisi lain dari kata itu. Ternyata terkandung makna yang dalam banget yaitu adanya ketulusan hati, kasabaran, rasa penuh syukur dan persahabatan yang indah.

Tgl 3 Juli 2002, pertama aq melihatnya. Entah kenapa ada debaran aneh saat aq menatap wajahnya. Aq yang hanya calon siswa baru di sekolah itu ga berani berharap banyak. Apalagi hari itu adalah hari pendaftaran siswa baru dan hari pertama aq menginjakkan kaki di sekolah yang masih terasa asing bagiku.

tgl 10 Juli 2002, aq mendapat kado terindah di hari ulang tahunku, yaitu diterima di sekolah itu. Tak kusangka, aq bisa melihatnya lagi, menatap wajahnya dan mengaguminya. Di hari2 pertama masuk sekolah, dia selalu bisa kulihat karena dia selalu ada di setiap kegiatan siswa baru.

Hari berganti dan waktupun terus berlalu. Aq tetap bersenbunyi dengan perasaanku. Banyak banget teman2 yang suka ama dia, itu yang membuat aq lebih memilih untuk diam. Karena waktu itu aq hanyalah seorang anak yang kurang percaya diri, penakut dan selalu berfikir "aq ga mungkin bisa seperti yang lain".

Aq hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Menunggu dia datang untuk memasuki gerbang sekolah dan menanti dia pulang hanya untuk menatap punggungnya sampai dia tak terlihat lagi. Aq hanya bisa menunduk saat berpapasan dengannya dan diam seribu bahasa saat dekat dengannya. yang kurasakan hanyalah desiran yang menyesakkan dada dan detak jantung yang bisa ku dengar dengan jelas. Semua itu membuat aq tak mampu berbuat apapun, membuat kepalaku pusing dan tubuh gemetar. Apa yang terjadi dengan diriku???aq ga pernah tau dan aq ga pernah bisa mengungkapkannya.

Gak ada yang bisa aq lakukan untuknya, sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku untuk terus menantinya dengan bersembunyi di balik jendela di ruang kelasku dan terus berharap dia akan, turun dari mobil dan memasuki gerbang sekolah. Saat dia bisa kulihat, aq akan terus mengamati setiap langkah kakinya dan berlari agar tak kehilangan jejaknya. Pada akhirnya yang kulakukan adalah membalikkan badan dengan kecewa karena dia tak bisa kulihat lagi karena dah masuk kelasnya. Itulah yang biasa ku lakukan setiap pagi dan hampir setiap hari di tahun pertamaku di sebuah sekolah yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan.

Di tahun ke2 keadaannya tak jauh beda. yang lebih parah lagi, aq ga bisa melihatnya selama 6 bulan karena dia harus pergi untuk menyelesaikan tugas sekolah di luar kota. Menjelang hari kelulusan adalah hari yang aq takutkan. Setiap hari aq tak bisa lagi melihat dia datang ke sekolah, aq ga bisa melihat punggungnya menghilang di keramaian, aq gak bisa menemuakannya disetiap sudut sekolah, aq pun ga bisa menemukan dia di balik kerumunan siswa saat upacara berlangsung, aq ga bisa curi2 pandang lagi dan rasanya ga ada yang mambuatku bersemangat di sekolah. Akhirnya dia lulus dan aq tak bisa melihatnya lagi. Aq hanya mendengar dia udah dapat kerja di luar kora. Tapi aq senang karena sebelum lulus, paling tidak dia udah tau namaku.

Sampai akhirnya aq menikmati salah satu organisasi di sekolahku. Sebuah organisasi yang mengubah hidupku. Membuat aq berani menghadapi hari, mengajariku betapa berharganya hidup, ada kebersamaan, saling percaya, saling menolong, ga ada perbedaaan. Semua itu membuat aq memahami akan arti kehidupan, membuatku percaya diri dan tau siapa aq sebenarnya. Apa yang aq suka, apa yang aq bisa, apa yang aq punya&bisa aq banggakan, serta mengajariku untuk tak takut akan apapun.

Aq bukan lagi debora yang penakut dan minder. Tapi. jadi debora yang penuh percaya diri dan bangga dengan apa yang aq punya dan apa yang aq bisa. Kelemahan dan kelebihanku adalah bagian dari diriku yang ga pernah aq sesali. Itulah awal dari penemuan jati diriku dan aq baru bisa menemukannya di tahun ke3 ku di sekolah itu.

Tahun ke3 dan ke4 di sekolah itu adalah tahun yang membuat aq bahagia. Banyak banget pengalaman yang aq dapat dan kenangan yang terukir indah disetiap hariku. hari2ku penuh dengan kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Aq mendapat pelajaran berharga di setiap langkahku. dan yang paling membuat aq bahagia dia selalu ada di setiap hariku.

Entah bagaimana awalnya sampai akhirnya aq bisa menghubunginya. Meski jauh dan tak pernah bertemu bahkan ga pernah melihat wajahnya, tapi rasanya dia dekat denganku. selalu menemaniku di hari2ku dan sebagai tempat curhat di setiap masalahku.

Aq ga peduli ga pernah bisa melihat atau bertemu dengannya. Aq juga ga peduli klo diantara kami tidak ada ikatan apa2. aq cuman ingin bahagia&menikmati setiap kata dan perhatian yang dia berikan padaku. semua itu sudah cukup membuat aq merasa punya sesuatu yang berharga untuk aq jaga.

Meski semua ga seperti yang aq harapkan tapi semua mengalir begitu indah. Hanya hubungan persahabatan yang dia tawarkan. Meski begitu aq ga sungkan lagi untuk mencurahkan kasih sayangku padanya. Persahabatan itu membawaku dalam sebuah kehangatan, saling percaya dan saling mendukung. Aq bersyukur & sangat bersyukur dengan adanya persahabatan itu.

Tapi masuk tahun ke5 sejak aq bertemu dengannya, semua berubah. Rasanya jalan tak lagi mulus, kerikil kecil yang tajam sering kali melukai kakiku saat aq melangkah untuk menjalani hidup. Lama kelamaan kerikil itupun menjadi batu sandungan yang begitu berat membebaniku. Dia semakin jauh dariku, sampai aq tak bisa menemukannya lagi. Dia menghilang tanpa alasan. Rasanya sakit, ada luka yang dalam dan sangat menyakitkan. Kenapa aq harus dihindari??aq terus bertanya apa salahku??dan aq terus meminta maaf tanpa aq tau kesalahan apa yang sudah aq buat???aq lakuin apapun agar Qta bisa seperti dulu lagi. Dan persahabatan itu ga pernah putus.

Tapi tak ada jawaban, ga ada kata2, semua hilang dan lenyap. Benarkah semua akan berakhir seperti ini, saat dia udah menemukan cintanya, saat dia udah menemukan belahan hatinya???Apa aq yang hanya sebagai sahabat, dengan mudahnya tersingkir dari kehidupannya??

1 tahun berlalu dan rasanya sedikit berat. Setiap hari aq selalu berfikir bagaimana caranya agar waktu yang aq jalani dapat aq manfaatkan dengan sebaik2 nya. Setiap detik waktu yang berlalu sangat berharga bagiku dan aq ga mau menyia2kannya. Aq ga mau putus asa apalagi menyerah karena masalah ini. Aq selalu berusaha berfikir positif dan mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Dan ternyata Tuhan sangat baik padaku. Tuhan memberikan apa yang aq perlukan dan kasih-Nya selalu bisa aq rasakan, karena itulah aq mampu bertahan.

Ahkirnya pada tahun ke 6, dia datang lagi sebagai sahabat. Dia meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dan kembali seperti dia yang aq kenal dulu.

Sebenarnya ga ada yang perlu dimaafkan atas semua yang sudah terjadi. Karena semua itu adalah rencana Tuhan. Aq bangga punya Tuhan sebagai sumber kasih. Bersama-Nya ga pernah ada beban yang aq rasakan. Ga ada rasa benci ataupun iri. "Mengasihi" itulah yang jadi prinsip hidupku. Dan dengan mengasihi pula, aq kembali mendapatkan persahabatan itu, harta yang paling berharga dalam hidup aq. Sekarang aq dah menemukan hartaku lagi dan aq akan menjaga persahabatan ini sampai akhir hidupku. Sampai aq takbisa menulis kisah lagi.

Yap...sebuah persahabatan. Itulah yang aq dapatkan setelah begitu lama menantinya dan lebih dari 5 tahun menyayanginya. Tapi, aq bersyukur dengan ikatan persabatan ini. Tentang rasa sayangku padanya, biarlah itu menjadi kenangan terindah dalam hidupku dan akan aq simpan dalam2 dihatiku. Karena mungkin di mata Tuhan sebuah ikatan kasih sayang diantara kami bukanlah yang terbaik.

Inilah kisahku, da aq terus bersyukur dengan apa yang sudah aq dapat. Aq yakin suatu saat nanti Tuhan akan kirimkan pangeran yang terbaik buat aq. Pangeran yang sesuai dengan pilihan dan rancangan-Nya.Aq sangat yakin dan percaya bahwa rancangan Tuhan itu baik dan indah buat hidupku.

Tuhan...
"Biarlah kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendakku"
Untuk rasa syukurku atas hidup
by debora

1 komentar:

teddy bear mengatakan...

kita harus membuka hati, pikiran, dan kata-kata kita jika ingin menyelesaikan sebuah masalah. Apapun yang akan dikatakan , katakanlah. Seburuk apapun itu, akan lebih baik dari pada kita memendamnya lalu tiba-tiba kita membencinya. Sampaikan segala sesuatu dengan santun dan bijak.